Seiring dengan pengumuman resmi terkait dengan pemindahan ibu kota ke Provinsi Kalimantan Timur dari Jakarta, kabar tersebut disambut sebagai angin segar oleh para pelaku ekonomi di Kalimantan, terutama mereka yang bergelut di sektor pengembang proyek properti. Apalagi, sebenarnya sudah ada beberapa proyek pengembangan properti yang digarap di Kalimantan, terutama Kalimantan Timur, bahkan jauh sebelum isu pemindahan ibu kota santer dibicarakan.
Belum lagi, perkembangan bisnis properti di Kalimantan Timur pada dasarnya juga memberikan jalan bagi perkembangan sektor bisnis lainnya. Dengan begitu, para pelaku usaha pun bisa saling bekerja sama untuk menggerakkan roda perekonomian di Kalimantan Timur, terlebih Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, di mana ibu kota baru nantinya akan bertempat. Dengan begitu, bisnis properti di kawasan tersebut akan memberikan multiplier effect yang pastinya berdampak positif bagi percepatan pembangunan di Indonesia yang lebih merata.
Dengan keluarnya keputusan resmi soal pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, banyak pengamat yang sudah memprediksi bahwa Balikpapan dan berbagai wilayah lain di provinsi tersebut akan menjadi wilayah yang menerima manfaat dengan lebih cepat. Setelah itu, wilayah-wilayah lain akan ikut menyusul, termasuk bagian timur wilayah Tanah Air. Bahkan, sudah ada prediksi bahwa nanti akan ada satu kota besar baru yang terbentuk di kawasan timur Indonesia sebagai salah satu dampak positif dari keputusan pemerintah ini. Nantinya, kota besar baru tersebut akan berkembang menjadi salah satu pusat aktivitas ekonomi yang penting di Tanah Air.
Prospek Bisnis Properti di Kalimantan Timur
Sebelum topik soal pindahnya ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan ramai dibicarakan, Balikpapan sebenarnya sudah menjadi salah satu kota yang perkembangannya cukup pesat di Borneo. Karena itu, fakta bahwa sudah ada berbagai proyek pengembangan properti yang digarap sebelumnya seharusnya sudah tidak mengherankan lagi. Dan dengan peresmian keputusan pemindahan ibu kota tersebut, prospek bisnis properti di Kalimantan Timur pun semakin menjanjikan dan tumbuh subur.
Terlebih, berbagai proyek properti yang sudah ada bukan hanya bicara soal kawasan hunian atau residensial. Sebab, dengan menggunakan konsep superblock, para pengusaha pengembang properti lantas menggarap sebuah wilayah hunian terpadu, di mana di dalamnya pun sudah termasuk kawasan perkantoran, apartemen, pusat pertokoan, wisata belanja, mal, bahkan hingga destinasi wisata. Belum lagi masih ada fasilitas serta infrastruktur yang lengkap dan menyeluruh untuk menjamin kenyamanan para penghuni baru maupun lama di Kalimantan Timur.
Geliat Kebangkitan Bisnis Properti di Kalimantan Timur
Selain potensi bisnis properti di Kalimantan Timur di masa depan, keputusan resmi untuk memindahkan ibu kota negara ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara juga telah mampu membangkitkan kembali bisnis properti di provinsi tersebut. Selain para pengembang yang sudah ada dan lebih dulu menggarap lahan sejak bertahun-tahun yang lalu seperti Ciputra, Sinarmas, dan Agung Podomoro, para pengembang baru pun berdatangan pasca rilisnya berita resmi soal pemindahan ibu kota negara tersebut. Belum lagi para pengembang lokal asli Kalimantan Timur yang juga tidak boleh diabaikan dalam kemajuan properti dan ekonomi lokal.
Meski demikian, kedatangan para pengembang properti ke Kalimantan Timur, termasuk mereka yang berskala besar sekalipun, dilakukan secara tenang, bahkan nyaris seperti diam-diam. Hal tersebut dilakukan demi menjaga agar harga lahan tetap terkendali. Sebab, seperti yang barangkali sudah Anda ketahui, harga lahan memainkan faktor penting dalam bisnis pengembangan properti. Jadi, tak heran kalau sebenarnya sudah banyak yang melakukan survei, bahkan yang sudah melakukan transaksi.
Peluang bisnis properti di Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara yang baru pun menjanjikan semangat baru bagi para pelaku usaha hingga masyarakat lokal. Pasalnya, bisnis properti Kalimantan Timur sempat meredup dalam 4 hingga 5 tahun terakhir pasca tambang yang kondisinya tidak terlalu baik, sehingga mengakibatkan perkembangan ekonomi yang stagnan di wilayah tersebut. Penurunan gairah di sektor properti ini juga diikuti dengan berkurangnya jumlah pengembang di Kalimantan Timur.Akibatnya, para pengembang yang sudah ada kemudian lebih memilih mengembangkan kawasan perumahan subsidi sebagai hunian, bukannya investasi. Nah, seiring dengan pemindahan ibu kota negara nantinya, hal tren tersebut nampaknya akan segera berubah.
Leave a Reply